*kemoceng operation: done*
HUAH setelah sekian lama, akhirnya gue bisa mendapatkan blog gue kembali. blog yang telah lama hilang, telah lama terkunci, dan telah lama menjadi korban akan kebodohan gue sendiri: lupa password. kesulitan utamanya adalah menentukan susunan angkanya itu lho, susah banget, makanya gue gabisa posting. dan lagi, gue kesulitan karena ga ada gadget atau alat yang berteknologi cukup untuk menunjang aktivitas menulis gue. yang gue punya sekarang cuma separuh "gadget" bahkan cuma seperempat gadget yang berlabel "BEYOND, MADE IN CHINA".
anyway let's forget about that...
sekarang tanggaaallll…….14 may! :0 it means, gue dan pacar gue Maria Clara Irsa Setya Tumewu yang terkasih telah menginjak usia 2 tahun 3 bulan dalam hubungan kami. Cinta itu rumit, dan tidak bisa dijelaskan seperti cara pak pitoyo menjelaskan teorema kinematika gas. Dan begitu pula rumitnya hubungan gue dengan pasangan gue. Susah-Senang-Sama-Sama, ya, 4 “S”. itulah motto kami berdua. Kehidupan gue terasa lengkap saat dia ada. Dan ga ada yang bisa ngalahin cara dia marah dan langsung baik nyium-nyium pipi gue. Semuanya terasa gelap dan gue baru menyadari….lampu disini..mati. maaf, bukan bemaksud apa-apa teman-teman jomblo. Gue mengerti kalian harus nangis lagi keramasan malam ini, tapi…niscaya…Tuhan akan memberikan kalian pasangan yang sempurna. Yang selalu mau memenuhi kebutuhan kalian, serta selalu datang saat kalian menelepon, dan dia adalah…mas-mas mekdi. Pray for us to through this life, together and forever.
hari ini juga gue mau ngasih tau kalian, kalo gue bakalan kuliah di salah satu akademi perminyakan di daerah indramayu. dan gue bakal tinggal disana selama 3 tahun. yap, 3 tahun. meninggalkan semua kehidupan fana gue yang ada di bekasi selama 3 tahun demi menggapai cita-cita gue*nowplaying celline dion-when you believe*. gapapa kok, gue kuat. gue ga nangis, gue bukan anak mami. sebentar, gue bersihin ingus gue dulu
*2 jam kemudian*
maaf ingus gue banyak banget. apalagi yang dari mata. ya tentu, ingus bisa keluar dari mana saja, man! (alasan yan bagus buat ngeles abis nangis). kenapa mesti jauh jauh? kenapa ga deket-deket aja? apakah gue bisa hidup disana? Dan…bagaimana nasib eyang subur? DEMI TUHAN pertanyaan di kepala gue banyak banget. Itulah mengapa besok gue akan ke indramayu guna survey lokasi. Kebanyakan orang bilang indramayu lekat dengan image “gadis pesisir yang menggoda” kalo aja bu ISABEL orang indramayu, gue yakin image itu bakalan segera lenyap. Sebenernya gue interest kuliah disana nanti, dikarenakan gue tertarik dengan apa yang di janjikan oleh beberapa guru gue. Testimoni mereka soal pekerjaan di bidang MIGAS, cukup positif. Contoh:
“ kalau kamu kerja di MIGAS, kamu bisa kerja seenaknya dengan gaji penuh tiap bulan” –Mr. Ray, guru Bahasa Inggris
“MIGAS itu ga cuma minyak bumi. geothermal dan batu bara bisa juga di angkut. Kalo kamu bisa stay disana, kamu bisa-bisa mandi dan minum pake minyak saking kayanya hahah”-Pak Pitoyo, guru Fisika
“wah, bagus deh di MIGAS, bisa kaya kamu.” -Sensei Chandra, guru Bahasa Jepang
“MIGAS ini cukup potensial, paling jelek kamu palingan ntar jadi pegawai negeri” –Bu Radiati, guru Matematika dan Kimia.
“APA JOON?!!! MAASUUUUKKKK” Opung, Pemilik kedai mie di depan sekolah.
Fix. Gue mantepin hati dan pilihan gue di indramayu.
Sekian lama gue mencari kampus, mulai dari kampus PTS dan PTN. Gue juga mencari fakultas yang cocok. Mulai dari fakultas tehnik sampai ke sastra, kedokteran sampai ke accounting, bertanam toge hingga fakultas percintaan, ga ada satupun yang klop dihati gue. Usaha terakhir gue sebelum gue menemukan akademi ini adalah mengikuti sebuah ujian masuk sebuah PTS yang bekerja sama dengan sekolah gue (yap, program beasiswa), gue harus menahan tangis ketika jurusan yang gue pilih ga ada stupun yang tembus. Satu-satunya yang tembus adalah jurusan…kebidanan. Bayangkan kalo gue, berkepala botak, dan memakai baju bidan, lengkap dengan sepatu bidan dan sarung tangan bidan. Dan berdiri didepan ibu-ibu yang ngangkang sedang melahirkan. Bukannya keluar, bayinya malah ijin sama emaknya buat berubah jadi batu. Gak deh, gak banget. Akhirnya gue putus asa dan pasrah akan masa depan gue.
Gue juga sempet mencoba untuk bekerja. Tapi dengan pengalaman kerja dan wajah sepeti ini, gue pesimis. Percaya gak percaya, kakak alumni sekolah gue sempet frustasi gara-gara dia gabisa kerja. hanya karena mukanya ngepas. Serangkaian tes dia ikuti dan dia bersaing dengan 3 orang lainnya yang ke-3nya adalah tamatan SMK. Dia sendiri juga lulusan SMK. Kemudian setelah tes dan hasil tes selesai didapat, dengan perlahan namun menyakitkan, bagian HRD perusahaan teresebut mengatakan ke kakak alumni gue itu “maaf, kami juga mencari seseorang yang berpenampilan menarik disini. Terima kasih atas usahanya”. Tragis. Kerja juga butuh penampilan yang baik. Pekerjaan dan pacaran ternyata bener-bener sama. Gue pernah ditawari bekerja sama seorang teman yang udah kerja sebagai sales di sebuah perusahaan farmasi. Jadi cara kerjanya adalah: dia masuk-nyari slip kerjaan-janjian makan siang sama dokter-ketemuan-makan-ngomongin produknya-kejual-perut kenyang-pulang. Gila. Gue tertarik. Tapi gue mikir lagi, kantornya di daerah Harmoni. Sementara gue tinggal di Bekasi. Terus gue mesti nyari-nyari slip kerja atau dokumen “to-do-list”. Gue orangnya teledor. Kemudian mesti janjian sama dokter, gue takt malah macarin dokternya dan bukan fokus ke kerjaan. Dengan restu negatif dari obokap gue, resmi gue gak ngikut temen gue itu. Bingung, lagi.
Kemudian titik terang pun datang ketika ada selebaran flyer dateng ke sekolah gue dari salah satu Akademi Perminyakan di Indramayu. Dan dengan segala pertimbangan yang matang serta diskusi bersama dan restu dari orang tua, gue memberanikan diri buat mendaftar kesana. Melengkapi semua persyaratan yang diperlukan. Mulai dari surat keterangan sampai surat kesehatan. Setelah semua lengkap, gue mengirim persyaratan itu lewat pos dan berharap…file gue ga dibakar. Seminggu berlalu, badan gue panas. Dua minggu berlalu, badan gue panas dingin. 3 minggu berlalu, keluarga gue menjadikan gue kulkas dan rice cooker karena kehebatan gue berpanas-dingin ria. Gue ga bisa tidur nungguin jawaban dari Akademi itu. Dan tepat 1 bulan lebih 4 hari setelah file gue terkirim, gue dapet surat yang menyatakan kalo gue…diterima menjadi mahasiswa di sana. Oh men, gue langsung buang air besar. Gue sembelit selama menunggu itu semua. Frekuensi BAB gue ga normal karena gue stress mikirin ini semua. Wow. Gue seneng dan berharap lulus dari sana nasib gue ga berubah menjadi……”selamat siang pak? Isi berapa? Dimulai dari angka 0 ya pak” ya…semoga….
HUAH setelah sekian lama, akhirnya gue bisa mendapatkan blog gue kembali. blog yang telah lama hilang, telah lama terkunci, dan telah lama menjadi korban akan kebodohan gue sendiri: lupa password. kesulitan utamanya adalah menentukan susunan angkanya itu lho, susah banget, makanya gue gabisa posting. dan lagi, gue kesulitan karena ga ada gadget atau alat yang berteknologi cukup untuk menunjang aktivitas menulis gue. yang gue punya sekarang cuma separuh "gadget" bahkan cuma seperempat gadget yang berlabel "BEYOND, MADE IN CHINA".
anyway let's forget about that...
sekarang tanggaaallll…….14 may! :0 it means, gue dan pacar gue Maria Clara Irsa Setya Tumewu yang terkasih telah menginjak usia 2 tahun 3 bulan dalam hubungan kami. Cinta itu rumit, dan tidak bisa dijelaskan seperti cara pak pitoyo menjelaskan teorema kinematika gas. Dan begitu pula rumitnya hubungan gue dengan pasangan gue. Susah-Senang-Sama-Sama, ya, 4 “S”. itulah motto kami berdua. Kehidupan gue terasa lengkap saat dia ada. Dan ga ada yang bisa ngalahin cara dia marah dan langsung baik nyium-nyium pipi gue. Semuanya terasa gelap dan gue baru menyadari….lampu disini..mati. maaf, bukan bemaksud apa-apa teman-teman jomblo. Gue mengerti kalian harus nangis lagi keramasan malam ini, tapi…niscaya…Tuhan akan memberikan kalian pasangan yang sempurna. Yang selalu mau memenuhi kebutuhan kalian, serta selalu datang saat kalian menelepon, dan dia adalah…mas-mas mekdi. Pray for us to through this life, together and forever.
hari ini juga gue mau ngasih tau kalian, kalo gue bakalan kuliah di salah satu akademi perminyakan di daerah indramayu. dan gue bakal tinggal disana selama 3 tahun. yap, 3 tahun. meninggalkan semua kehidupan fana gue yang ada di bekasi selama 3 tahun demi menggapai cita-cita gue*nowplaying celline dion-when you believe*. gapapa kok, gue kuat. gue ga nangis, gue bukan anak mami. sebentar, gue bersihin ingus gue dulu
*2 jam kemudian*
maaf ingus gue banyak banget. apalagi yang dari mata. ya tentu, ingus bisa keluar dari mana saja, man! (alasan yan bagus buat ngeles abis nangis). kenapa mesti jauh jauh? kenapa ga deket-deket aja? apakah gue bisa hidup disana? Dan…bagaimana nasib eyang subur? DEMI TUHAN pertanyaan di kepala gue banyak banget. Itulah mengapa besok gue akan ke indramayu guna survey lokasi. Kebanyakan orang bilang indramayu lekat dengan image “gadis pesisir yang menggoda” kalo aja bu ISABEL orang indramayu, gue yakin image itu bakalan segera lenyap. Sebenernya gue interest kuliah disana nanti, dikarenakan gue tertarik dengan apa yang di janjikan oleh beberapa guru gue. Testimoni mereka soal pekerjaan di bidang MIGAS, cukup positif. Contoh:
“ kalau kamu kerja di MIGAS, kamu bisa kerja seenaknya dengan gaji penuh tiap bulan” –Mr. Ray, guru Bahasa Inggris
“MIGAS itu ga cuma minyak bumi. geothermal dan batu bara bisa juga di angkut. Kalo kamu bisa stay disana, kamu bisa-bisa mandi dan minum pake minyak saking kayanya hahah”-Pak Pitoyo, guru Fisika
“wah, bagus deh di MIGAS, bisa kaya kamu.” -Sensei Chandra, guru Bahasa Jepang
“MIGAS ini cukup potensial, paling jelek kamu palingan ntar jadi pegawai negeri” –Bu Radiati, guru Matematika dan Kimia.
“APA JOON?!!! MAASUUUUKKKK” Opung, Pemilik kedai mie di depan sekolah.
Fix. Gue mantepin hati dan pilihan gue di indramayu.
Sekian lama gue mencari kampus, mulai dari kampus PTS dan PTN. Gue juga mencari fakultas yang cocok. Mulai dari fakultas tehnik sampai ke sastra, kedokteran sampai ke accounting, bertanam toge hingga fakultas percintaan, ga ada satupun yang klop dihati gue. Usaha terakhir gue sebelum gue menemukan akademi ini adalah mengikuti sebuah ujian masuk sebuah PTS yang bekerja sama dengan sekolah gue (yap, program beasiswa), gue harus menahan tangis ketika jurusan yang gue pilih ga ada stupun yang tembus. Satu-satunya yang tembus adalah jurusan…kebidanan. Bayangkan kalo gue, berkepala botak, dan memakai baju bidan, lengkap dengan sepatu bidan dan sarung tangan bidan. Dan berdiri didepan ibu-ibu yang ngangkang sedang melahirkan. Bukannya keluar, bayinya malah ijin sama emaknya buat berubah jadi batu. Gak deh, gak banget. Akhirnya gue putus asa dan pasrah akan masa depan gue.
Gue juga sempet mencoba untuk bekerja. Tapi dengan pengalaman kerja dan wajah sepeti ini, gue pesimis. Percaya gak percaya, kakak alumni sekolah gue sempet frustasi gara-gara dia gabisa kerja. hanya karena mukanya ngepas. Serangkaian tes dia ikuti dan dia bersaing dengan 3 orang lainnya yang ke-3nya adalah tamatan SMK. Dia sendiri juga lulusan SMK. Kemudian setelah tes dan hasil tes selesai didapat, dengan perlahan namun menyakitkan, bagian HRD perusahaan teresebut mengatakan ke kakak alumni gue itu “maaf, kami juga mencari seseorang yang berpenampilan menarik disini. Terima kasih atas usahanya”. Tragis. Kerja juga butuh penampilan yang baik. Pekerjaan dan pacaran ternyata bener-bener sama. Gue pernah ditawari bekerja sama seorang teman yang udah kerja sebagai sales di sebuah perusahaan farmasi. Jadi cara kerjanya adalah: dia masuk-nyari slip kerjaan-janjian makan siang sama dokter-ketemuan-makan-ngomongin produknya-kejual-perut kenyang-pulang. Gila. Gue tertarik. Tapi gue mikir lagi, kantornya di daerah Harmoni. Sementara gue tinggal di Bekasi. Terus gue mesti nyari-nyari slip kerja atau dokumen “to-do-list”. Gue orangnya teledor. Kemudian mesti janjian sama dokter, gue takt malah macarin dokternya dan bukan fokus ke kerjaan. Dengan restu negatif dari obokap gue, resmi gue gak ngikut temen gue itu. Bingung, lagi.
Kemudian titik terang pun datang ketika ada selebaran flyer dateng ke sekolah gue dari salah satu Akademi Perminyakan di Indramayu. Dan dengan segala pertimbangan yang matang serta diskusi bersama dan restu dari orang tua, gue memberanikan diri buat mendaftar kesana. Melengkapi semua persyaratan yang diperlukan. Mulai dari surat keterangan sampai surat kesehatan. Setelah semua lengkap, gue mengirim persyaratan itu lewat pos dan berharap…file gue ga dibakar. Seminggu berlalu, badan gue panas. Dua minggu berlalu, badan gue panas dingin. 3 minggu berlalu, keluarga gue menjadikan gue kulkas dan rice cooker karena kehebatan gue berpanas-dingin ria. Gue ga bisa tidur nungguin jawaban dari Akademi itu. Dan tepat 1 bulan lebih 4 hari setelah file gue terkirim, gue dapet surat yang menyatakan kalo gue…diterima menjadi mahasiswa di sana. Oh men, gue langsung buang air besar. Gue sembelit selama menunggu itu semua. Frekuensi BAB gue ga normal karena gue stress mikirin ini semua. Wow. Gue seneng dan berharap lulus dari sana nasib gue ga berubah menjadi……”selamat siang pak? Isi berapa? Dimulai dari angka 0 ya pak” ya…semoga….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar