DORR!
Long time no see yaa semua. Mohon maaf dikarenakan beberapa
factor yang kurang mendukung, blog ini jadi gak keurus. Beberapa factor
tersebut diantaranya : Hape gue rusak, rusaknya hape gue dan gue gak megang
hape yang support buat blogging. Anyway, hari ini gue mau cerita kehidupan gue
yang lagi gue jalani saat ini. Jadi sekarang aktivitas gue adalah menjadi
seorang part-timer teacher atau bahasa gembelnya guru les. Lho, kuliahnya
gimana? Nah itu dia, rejeki dan segala sesuatunya kan emang ditangan Tuhan,
mungkin Akamigas Balongan belum jadi rejeki gue karena gue mesti out dari sana
dikarenakan masalah yang gue belum bisa share disini. Tapi, tahun 2015 yang
akan datang mungkin gue bakalan berseragam almamater UI (Amin). Hahaha…
Oh iya, selama jadi guru les ada beberapa hal yang gue alami.
dan beberapa hal tersebut akan gue bagi disini, berikut ulasan khas redaksi
kami:
1. Dipanggil “Pak” walau bukan bapak, “Mister”
walau bukan bule, dan “kak” padahal gue yang lebih muda
Jadi, kalo lo jadi seorang
murid pastilah lo akan memanggil guru lo dengan sebutan pak (kalau gurunya
laki-laki). Nah, itulah yang gue alami sampai saat ini. Ironisnya, gue belom
layak dipanggil bapak. Karena gue belom punya anak. Dan lagi umur gue masih
terlampau muda buat jadi seorang bapak. Gue lebih prefer dipanggil “mister”
atau “kak” aja. Tapi dilain sisi gue ini orang Indonesia tulen. Mister pun
belom layak buat gue jadikan nickname gue. Dan gue pernah ngajar seorang murid
yang mau masuk salah satu Perguruan Tinggi
di Jakarta dan usia dia 23 tahun. 3 tahun diatas gue. Dia memanggil gue
kak. Disatu sisi gue happy, disisi lain gue merasa berdosa telah menutup
kebenaran dihadapannya.Maka selesai jam belajar gue langsung pamit pulang dan
mencium tangan dia. Takut kualat. Jadi guru ternyata mesti bisa memposisikan
diri dan nama panggilan.
2. Dicium tangan (walau gue sebenernya ngarep
dicium di tempat lain…maksudnya di kaki. Gitu)
Iya, tangan gue di cium-cium sama anak murid gue. Adat
Indonesia yang mencium tangan guru mengharuskan gue membiarkan tangan gue ini
jadi sasaran ciuman buat anak-anak murid gue. Di satu sisi gue seneng, apalagi
kalo yang salim itu anak murid yang cantik, bening dan bersih. Dilain sisi gue
turut prihatin sama tangan gue kalau yang nyium itu anak murid yang keringetan,
ingusan dan bau naga. Gak mungkin kan gue milih-milih buat ngasih tangan gue
untuk di salim?
3.
Mengenal
karakter anak-anak (satu-satunya pengalaman yang beradab dari postingan kali
ini)
Anak itu ada banyak. Ada
anak tangga, ada anak ayam, ada anak sapi. Tapi yang gue ajari disini adalah
anak-anak manusia dengan berbagai karakter dan sifat yang berbeda-beda. Sebagai
guru gue harus bisa melakukan pendekatan-pendekatan kepada berbagai anak dengan
sifat apapun agar dia mau mengerti atau setidaknya mau belajar dari apa yang
gue sampaikan. Misalkan, ada anak dengan sifat hiperaktif, gue sih pengennya
belajar sama dia sambil main trampoline. Tapi setelah dipikir2 nanti jadi bikin
kelas rame, maka gue melakukan pendekatan tersendiri, yaitu menjadikan dia energy
yang menghidupkan suasana belajar di kelas. Somehow walaupun anak hiperaktif
ini rese dan ngebetein (karena paling ribut dan berisik di kelas) tapi gue
membutuhkannya untuk memacu teman-temannya yang lain untuk mau berkompetisi
dalam belajar dengan dia. Lain kalau anak hipoaktif. Anak hipoaktif ini adalah
anak yang paling pasrah dan pendiem. Jadi kalau suatu saat dia berak celana,
kemungkinan satu kelas ngga akan tau. Anak seperti ini biasanya paling
mengerikan. Pada saat gue nanya “ngerti semuanya?’ dan teman2nya pada nyahut
dengan alas an yang berbeda-beda (ada yang ngerti, ada yang ngga) anak ini
seolah golput. Dan biasanya pendekatan yang gue pakai adalah pendekatan
personal. Dengan cara duduk disamping dia, menanyakan segala sesuatunya ke dia
dengan lemah lembut sampai dia memberi respond. Gue memang tipe guru perhatian.
4. Panggung Teach up comedy gratis
Kenapa gue milih guru jadi
kerjaan part-time gue? karena seliat gue guru itu paling merdeka dalam
berbicara didepan murid dan orang banyak. Soalnya kan guru dianggap dewa karena
kepintaranya. Gue sangat suka berbicara didepan orang banyak (walaupun orang
banyak gak suka gue berbicara didepan mereka, polusi pemandangan katanya), dan
gue melihat bahwa salah satu cara untuk membuat orang banyak interest adalah
dengan comedy. Seliat gue comedy yang ditawarkan orang beda2. Ada yang stand up
comedy, ada yang ngata-ngatain lawan mainnya, ada yang pukul2an pake gabus, ada
yang joget dangdutan, tapi comedy gue beda dari yang di tv. Gue ngajar sambil
ngelawak. Idenya sih Cuma gimana lo bisa menyisipkan sedikit sense of humor lo
ke dalam materi yang lo sampaikan. Kayak misalnya, gue menjelaskan materi
gelombang :
“Okay temen-temen kita
sekarang mau bahas materi gelombang, buat yang dibelakang mohon jangan bertindak
ricuh dengan memperagakan gelombang di stadion GBK yaa. yang satu ngangkat
tangan, terus nyamber ke temen yang lainnya. Saya ngerinya yang keteknya
bergelombang nanti jadi ter-expose”
Nah gue gatau buat kalian
lucu atau ngga, tapi itu sedikit yang bisa gue contohin dan anak murid gue
ketawa kok. Beneran deh gue. Nih testimoninya:
“Sumpah deh analisis
vector gue ga paham. Ulangan pasrah ajalah” – Fridha , SMAN 1 Tarumajaya Bekasi
Kelas 11
“Hukum Newton itu seperti “hubungan”
gue dengan dia sih, aksi dari gue dibales reaksi negative dari dia” – Christo, SMAK
BPK Penabur Bekasi Kelas 12
“Duh kak Petrus? hahahaha
gila deh gokil bgt ngajarnyaaaaaaa…..udah tuh bang testimony gue, mana sini
kunci motor gue kasihin”- Agustina, SMAN 89 Jakarta Kelas 12
“Besok jadwalnya hari rabu
mas jam 4 sore, kelas 10 SMA” – Pak di, Academic Affair of ******* Student
Tuhkan liat aja
testimoninya. guemah gapernah bohong
5. Ketemu yang bikin seger
Iya gue ketemu banyak
banget yang bikin seger, Es teh, Jus mangga dan Es kelapa muda itu segelintir
minuman yang gue dapet selesai gue mengajar, Tapi yang paling bikin seger
adalah murid cewek yang…..behh…undescribeable lah. Mau tau? Makanya jadi guru..
6. Nambah sabar, pinter (Amin) dan uang saku
Iyak memang jadi guru itu
harus banyak-banyak sabar bro. Kalo murid lo rese dikit, lo gaboleh gebuk pake
stik bisbol, palingan pake raket dulu. Tapi yang jelas memang ngajar itu
lumayan banget menurut gue. selain lo gabutuh modal banyak, lo juga nambah
wawasan dan tentunya, duit. Iya, bayangin ya, kalo gue bener-bener full jadi
guru les di satu tempat, paling tidak 1 juta rupiah bisa gue pegang dari 1
tempat. Nah kalo lo mau lebih, pinter-pinter lo deh ngatur waktu. Karena kalo selepas
lo SMA lo masih ngebebani orangtua, gue rasa ganjil banget hidup lo men. Start
to analyze "who you are and what can u do?" J
Demikian beberapa kicauan (yang mudah2an) inspiratif dari gue, well yang masa mudanya masih tunggang langgang, jangan
ragu jadi guru kalo lo masih gatau mau ngapain. Satu hal jadi guru gak harus
tau segalanya, di postingan berikutnya bakal gue jelasin kenapa. See you and
God bless J